Berikut dalil Al Qur'an tentang Sahalat Tahajud:
كَانُوا قَلِيلا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ
وَبِالأسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Artinya:
17. di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam.
18. dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.
(QS. Az-Zariya: 17-18.)
تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
فَلا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya:
16. lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.
17. tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai Balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.
(QS. As-Sajdah: 16-17).
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الألْبَابِ
Artinya:
"(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran."
(QS. Az-Zumar: 9).
Ayat Mengenai Perintah Sholat Tahajud Dalam Al Quran surah Al Israa' : 79 :
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
"dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji."
Di dalam al-Qur'an telah banyak disebutkan tentang keutamaan shalat Tahajud, salah satunya seperti dalam surah Adz Dzariyaat : 15 - 18
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (١٥) آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ (١٦) كَانُوا قَلِيلا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (١٧) وَبِالأسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (١٨
“ Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar."
Setiap Muslim seharusnya memiliki keinginan kuat untuk melaksanakan shalat Tahajud setiap malam hingga menjadi terbiasa. Orang-orang saleh zaman dahulu tekun menjalankannya, baik pada musin panas maupun dingin. Mereka memandang seolah-olah shalat Tahajud itu adalah sesuatu yang wajib (HR Tirmidzi).
Jika terlewatkan sekali saja, mereka menganggap itu sebagai musibah yang besar. Pastinya, selain sebagai ‘mesin keimanan’, Tahajud memberikan banyak manfaat besar dalam kehidupan mereka yang istiqamah menjalankannya.
Di antaranya, pertama, untuk menjaga kesehatan. Tidak diragukan lagi, shalat Tahajud menjadi terapi pengobatan terbaik dari berbagai macam penyakit. Karena itu, orang-orang yang membiasakan diri untuk Tahajud akan memiliki daya tahan tubuh sehingga tak mudah terserang penyakit.
Rasulullah SAW bersabda, "Lakukanlah shalat malam karena itu adalah tradisi orang-orang saleh sebelum kalian, sarana mendekatkan diri kepada Allah, pencegah dari perbuatan dosa, penghapus kesalahan, dan pencegah segala macam penyakit dari tubuh." (HR Tirmidzi).
Kedua, menjaga ketampanan atau kecantikan. Setap manusia pasti mendambakan ketampanan atau kecantikan dalam dirinya. Melalui terapi shalat Tahajud, seseorang dapat meraih apa yang didambakannya tanpa mengeluarkan biaya sepersen pun. Yaitu, jaminan ketampanan atau kecantikan yang dihasilkan dari shalat Tahajud tidak terbatas pada tampilan lahir, juga dapat menghasilkan ketampanan atau kecantikan batin.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang banyak menunaikan shalat malam, maka wajahnya akan terlihat tampan atau cantik di siang harinya.” (HR Ibnu Majah).
Ketiga, shalat Tahajud juga diyakini dapat meningkatkan produktivitas kerja yang berbasis spiritualitas. Karena itu, salah satu program untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang andal secara intelektual, emosional, dan spiritual adalah membiasakan shalat Tahajud pada setiap malamnya.
Rasulullah SAW bersabda, "Setan membuat ikatan pada tengkuk salah seorang di antara kalian ketika tidur dengan tiga ikatan dan setiap kali memasang ikatan dia berkata: ‘Malam masih panjang, maka tidurlah.’ Jika orang tadi bangun lalu berzikir kepada Allah SWT, terlepas satu ikatan. Jika dia berwudhu, terlepas satu ikatan yang lainnya. Dan jika dia melaksanakan shalat, terlepas semua ikatannya. Pada akhirnya, dia akan menjadi segar (produktif) dengan jiwa yang bersih. Jika tidak, dia akan bangun dengan jiwa yang kotor yang diliputi rasa malas.” (HR Bukhari).
Keempat, mempercepat tercapainya cita-cita dan rasa aman. Selain dengan usaha (ikhtiar) secara maksimal guna menggapai cita-cita dan rasa aman, seseorang hendaknya membiasakan diri untuk shalat Tahajud karena doa yang mengiringi Tahajud akan dikabulkan oleh Yang Maha Mengabulkan.
Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah sesungguhnya Allah tertawa terhadap dua orang laki-laki: Seseorang yang bangun pada malam yang dingin dari ranjang dan selimutnya, lalu ia berwudhu dan melakukan shalat. Allah berfirman kepada para malaikat-Nya, 'Apa yang mendorong hamba-Ku melakukan ini?' Mereka menjawab, 'Wahai Rabb kami, ia melakukan ini karena mengharap apa yang ada di sisi-Mu.'” Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku telah memberikan kepadanya apa yang ia harapkan (cita-citakan) dan memberikan rasa aman dari apa yang ia takutkan.” (HR Ahmad).
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم: أي الصلاة أفضل بعد المكتوبة؟ قال: (الصلاة في جوف الليل))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya: “Sholat apakah yang paling utama setelah sholat fardhu (yang lima waktu, pent) ?” beliau menjawab: “Sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat (sunnah) di tengah malam (sholat Tahajjud).”. (Diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dan Muslim).
(*) BEBERAPA PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH YANG DAPAT DIAMBIL DARI HADITS INI:
(*) PELAJARAN PERTAMA:
MAKNA HADITS SECARA GLOBAL
Di dalam hadits yg Shohih ini Nabi shallallahu alaihi wasallam menerangkan kepada kita bahwa Qiyamul Lail atau sholat sunnah yang dikerjakan di malam hari seperti sholat Tahajjud dan Witir adalah sholat sunnah yang paling utama setelah sholat fardhu yang lima waktu.
(*) PELAJARAN KEDUA:
PENGERTIAN QIYAMUL-LAIL
Arti Qiyamul-Lail ialah menghidupkan malam dengan ibadah-ibadah. Namun, yg dimaksud Qiyamul-Lail di sini adalah suatu penamaan untuk semua sholat sunnah yang dikerjakan di waktu malam setelah sholat ‘isya hingga tiba waktu sholat Subuh.
Oleh karenanya, yang termasuk Qiyamul-Lail (sholat malam) adalah: Sholat Tahajjud, sholat Witir,dan sholat Tarawih.
(*) Sholat Tahajjud adalah sholat yg dilaksanakan oleh seseorang di malam hari setelah tidur. Akan tetapi, sholat Tahajjud jg BOLEH dikerjakan sebelum tidur jika ia merasa khawatir tidak bisa bangun di tengah malam kecuali setelah tiba waktu sholat Subuh.
(*) Sholat Witir adalah sholat malam yang jumlah roka’atnya ganjil, seperti 1, 3, 5, 7, 9, 11 roka’at, dst.
(*) Dan sholat Tarawih adalah sholat sunnah yang disyari’atkan hanya di bulan suci Romadhon.
(*) PELAJARAN KETIGA:
HUKUM QIYAMUL LAIL DAN DALILNYA
Qiyamul Lail merupakan salah satu sholat yang disyariatkan dalam Islam. Dan hukumnya adalah SUNNAH MUAKKADAH (sangat dianjurkan). Hal ini berdasarkan dalil-dalil syar’i berikut ini:
1. Firman Allah ta’ala:
{يَاأَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ (1) قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا (2) نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا (3) أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا (4)} [المزمل / 1- 4].
Artinya: “Hai orang yang berselimut (Muhammad). Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya). (Yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan (tartil).” (QS. al-Muzzammil: 1-4).
2. Dan firman-Nya pula:
{وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا (79)}
Artinya: “Dan pada sebagian malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji.”. (QS : Al-Isro’ : 79).
3. Dan firman Allah ta’ala yang menerangkan sebagian sifat orang-orang yang bertakwa:
كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ
Artinya: “Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam.”. (QS. Adz-Dzaariyaat: 17).
4. Dan firman-Nya pula:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا
Artinya: “Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.” (QS. Al-Insaan: 26).
5. Dan hadits shohih berikut ini:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم: أي الصلاة أفضل بعد المكتوبة؟ قال: (الصلاة في جوف الليل))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya: “Sholat apakah yang paling utama setelah sholat fardhu (yang lima waktu, pent) ?” beliau menjawab: “Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat (sunnah) di tengah malam (sholat tahajjud).”. (Diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dan Muslim).
6. Dan hadits-hadits shohih lainnya.
(*) PELAJARAN KEEMPAT:
PERKATAAN ULAMA SALAFUS SHOLIH TENTANG QIYAMUL-LAIL
(*) Dalam sebuah atsar (riwayat) disebutkan: apabila orang-orang telah tidur, Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu bangun dan akan terdengar darinya sebuah suara seperti suara dengungan lebah sampai waktu sholat Subuh tiba.
(*) Seseorang bertanya kepada al-Hasan al-Bashri (seorang ulama Tabi’in): “Mengapa orang-orang yang sholat Tahajjud (Qiyamul-Lail) memiliki wajah paling cerah di antara manusia lainnya?”, ia menjawab: “Karena mereka menyendiri dengan (Allah) sang Maha Pengasih, lantas Dia mengenakan kepadanya cahaya dari cahaya-Nya.”
(*) Hasan Al-Bashri juga berkata: “Sesungguhnya seseorang benar-benar telah berbuat dosa sehingga dengan sebab itu ia terhalang (atau tidak mampu) untuk melaksanakan sholat Tahajjud (Qiyamul-Lail).”
(*) Seorang laki-laki berkata kepada salah seorang sholih: “Aku tidak bisa bangun untuk sholat Tahajjud, bagaimana cara mengatasinya?”, ia menjawab: “Janganlah engkau bermaksiat kepada-Nya pada waktu siang, sehingga Dia akan menjadikanmu bangun di waktu malam (untuk Qiyamul-Lail) di hadapan-Nya.”
(*) Diriwayatkan dari Sufyan ats-Tsauri. (Seorang ulama Tabi’in), bahwasanya ia berkata: “Aku tidak bisa sholat Tahajjud (Qiyamul-Lail) selama lima bulan disebabkan sebuah dosa yang pernah aku lakukan.”
(*) Ibnul Munkadir berkata: “Tidak ada tersisa kenikmatan di dunia ini kecuali tiga hal: Qiyamul-Lail (sholat Tahajud), bertemu saudara (seiman), dan sholat berjama’ah.”
(*) PELAJARAN KELIMA:
KEUTAMAAN QIYAMUL-LAIL
Oleh : Ust. Muhammad Wasitho
Qiyamul-Lail merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan sebagaimana diterangkan di dalm Al-Quran dan As-Sunnah. Berikut ini kami akan sebutkan beberapa keutamaannya, diantaranya:
1. Qiyamul-Lail merupakan sholat sunnah yang paling utama setelah sholat wajib yang 5 waktu.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم: أي الصلاة أفضل بعد المكتوبة؟ قال: (الصلاة في جوف الليل))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya: “Sholat apakah yang paling utama setelah sholat fardhu (yang lima waktu, pent) ?” beliau menjawab: ““Sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah shalat di tengah malam (sholat tahajjud).” (Diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dan Muslim).
2. Barangsiapa menunaikan Qiyamul-Lail, berarti ia telah mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya.
Hal ini sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
“Dan pada sebagian malam hari, sholat tahajjudlah kamu sebagai ibadah nafilah bagimu, mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (Al-Isro’:79).
Dr. Muhammad Sulaiman Abdullah Al-Asyqor menerangkan: “At-Tahajjud adalah sholat di waktu malam sesudah bangun tidur. Adapun makna ayat “sebagai ibadah nafilah” yakni sebagai tambahan bagi ibadah-ibadah yang fardhu. Disebutkan bahwa sholat lail itu merupakan ibadah yang wajib bagi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan sebagai ibadah tathowwu’. (sunnah) bagi umat beliau.” (Lihat Zubdatut Tafsir, hal. 375 dan Tafsir Ibnu Katsir: III/54-55).
3. Melaksanakan Qiyamul Lail itu adalah kebiasaan orang-orang sholih dan calon penghuni Surga.
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ , آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ , كَانُوا قَلِيلاً مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ * وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (QS. Adz-Dzariyat: 15-18).
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدُ اللهِ لَوْ كَانَ يُصَلِّيْ مِنَ
“Sebaik-baik orang adalah Abdullah (yakni Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, pent) seandainya ia mau sholat di waktu malam.”. (HR. Muslim No. 2478 dan 2479).
Dan diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu anhuma, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah menasihatiku dengan sabdanya:
يا عبد الله لا تكن مثل فلان كان يقوم الليل فترك قيام الليل
“Wahai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti si fulan, ia dahulu mengerjakan sholat malam, lalu ia meninggalkannya.” (HR. Imam al-Bukhari III/31, dan Muslim II/185).
4. Mengerjakan Qiyamul-Lail (sholat Tahajjud) adalah salah satu sebab dihapuskannya kesalahan-kesalahan dan terhindar dari dosa-dosa.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِـحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ.
“Hendaklah kalian melakukan sholat malam karena ia adalah kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian, ia sebagai amal taqorrub bagi kalian kepada Allah, menjauhkan dosa, dan penghapus kesalahan.”. (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 3549), al-Hakim (I/308), dan al-Baihaqi (II/502), dari jalan Shahabat Abu Umamah al-Bahili radhiyallaahu anhu).
5. Mengerjakan Qiyamul-Lail (sholat Tahajjud) merupakan kemuliaan dan kewibawaan bagi seorang Mukmin.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
أَتَانِـيْ جِبْـرِيْلُ فَقَالَ: يَا مُـحَمَّدُ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْـمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ، وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ.
“Malaikat Jibril mendatangiku, lalu berkata: “Hai Muhammad, hiduplah sekehendakmu karena kamu (pasti) akan mati. Cintailah seseorang sekehendakmu karena kamu (pasti) akan berpisah dengannya. Dan beramallah sekehendakmu karena kamu (pasti) akan diberi balasan (oleh Allah pd hari Kiamat, pent). Dan ketahuilah, bahwa kemuliaan dan kewibawaan seorang Mukmin itu ada pada sholat malamnya, dan ia tidak merasa butuh kepada manusia.” (Diriwayatkan oleh al-Hakim IV/325, dan ia menshohihkannya, serta disepakati oleh imam adz-Dzahabi. Derajat Hadits ini dinyatakan HASAN oleh al-Mundziri dalam at-Targhiib wa at-Tarhiib I/640, dan Syaikh al-Albani dalam Silsilah Al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 831).
6. Barangsiapa yang mengerjakan Qiyamul Lail (sholat Tahjjud) dengan niat ikhlas karena Allah semata dan sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, maka ia akan terpelihara dari gangguan setan, dan ia akan bangun di pagi hari dalam keadan segar dan bersih jiwanya. Namun sebaliknya, barangsiapa yang meninggalkan Qiyamul Lail (sholat Tahajjud), Maka dia akan bangun di pagi hari dalam keaadan jiwanya dililit kekalutan (kejelekan) dan malas untuk beramal sholih.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ. فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ
“Setan mengikat tengkuk kepala seseorang dari kalian saat dia tidur dengan tiga tali ikatan, dimana pada tiap ikatan tersebut dia meletakkan godaan, “Kamu mempunyai malam yang sangat panjang, maka tidurlah dengan nyenyak.” Jika dia bangun dan mengingat Allah, maka lepaslah satu tali ikatan. Lalu jika dia berwudhu, maka lepaslah tali ikatan yang lainnya. Dan jika dia mendirikan sholat (malam), maka lepaslah seluruh tali ikatannya sehingga pada pagi harinya dia akan merasakan semangat & baik jiwanya. Namun bila dia tak melakukan hal itu, maka pagi harinya jiwanya menjadi jelek & menjadi malas beraktifitas”. (HR. Imam Al-Bukhari no. 1142, & Muslim no. 776).
Dan pada suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tentang seseorang yang tidur semalam suntuk hingga pagi (yakni tiba waktu Subuh tanpa melakukan Qiyamul-Lail, pent), maka beliau bersabda:
ذاك رجل بال الشيطان في أذنيه
“Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya.” (HR. Imam al-Bukhari dan Muslim).
7. Barangsiapa yang mengerjakan Qiyamul Lail (sholat Tahajjud), maka ia berkesempatan mendapatkan 1/3 (sepertiga) malam terakhir yang merupakan waktu dimana doa akan dikabulkan, dan dosa-dosa akan diampuni Allah Ta’ala bila ia memohon ampunan kepada-Nya.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
Dari Jabir bin Abdillah dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Sesungguhnya di waktu malam terdapat suatu saat, tidaklah seorang muslim mendapati saat itu, lalu dia memohon kebaikan kepada Allah Ta’ala dari urusan dunia maupun akhirat, melainkan Allah akan memberikannya kepadanya. Demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR. Muslim no. 757).
Di dalam hadits shohih yg lain disebutkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda (yg artinya):
“Rabb kita (Allah tabaroka wata’ala) turun setiap malam ke langit dunia ketika masih tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berfirman: “Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya. Barangsiapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku pun akan memberinya. Dan barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya.” (HR. Imam al-Bukhari).
8. Orang yang mengerjakan Qiyamul Lail secara kontinue (istiqomah) akan digolongkan ke dalam golongan orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
مَنْ اسْتَيْقَظَ مِنْ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ جَمِيعًا كُتِبَا مِنْ الذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ
“Barangsiapa yang bangun malam dan membangunkan istrinya, kemudian mereka berdua melaksanakan shalat dua rakaat, maka mereka berdua akan digolongkan ke dalam golongan para lelaki dan para wanita yang banyak berdzikir (mengingat) kepada Allah.”. (HR. Abu Daud no. 1309, Ibnu Majah no. 1335, dan dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani di dalam Misykaatu al-Mashoobiih: I/390).
Demikian beberapa keutamaan Qiyamul-Lail (sholat Tahajjud) yang dapat kami sebutkan. Semoga Allah Ta’ala memberikn taufiq dan kemudahan kepada kita semua agar bersemngat dalam mengerjakannya dengan istiqomah hingga akhir hayat.
1 comments so far
amin... yarobbal alamin
EmoticonEmoticon